Minggu, 12 Februari 2012

0 PENGERTIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SERTA DUKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENUNJANG KEBERHASILAN SISWA


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
Apa sih yang disebut dengan sarana dan prasarana pendidikan itu? Umum orang mendefinisikan sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Tentu definisi tersebut tidak punya makna yang jelas dan tegas, karena istilah secara langsung dan tidak langsung itu tak jelas maknanya, tak jelas ujudnya seperti apa. Tegasnya: langsung terhadap apa, atau pada apa? Untuk sementara, itu dapat dimaknai bahwa sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak digunakan dalam proses atau kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian masih tetap belum jelas tegas benar. Oleh karena itu, mari kita perjelas.
Erat terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan itu, dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran. Itu rumusan (definisi) sementara.
Lalu apa yang disebut dengan prasarana pendidikan? Sementara, dapat kita rumuskan bahwa prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran, ” prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan.” Dalam makna inilah sebutan “digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan seperti telah disinggung di muka dimaksudkan. Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis, misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran). Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung).
Oh, ya, sebutan alat bantu pengajaran saya ubah jadi alat bantu pendidikan, agar nuansa didik-mendidik lebih kental daripada nuansa ajar-mengajar. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, mengajar itu hendaknya bukan sekedar mengajar, melainkan mengajar yang mendidik. Jadi, ya, intinya mendidik itu.Mari kita buat kiasan atau analogi perbandingan alat bantu pendidikan dengan alat bantu yang lain (di bidang lain).Pak Bon ingin membersihkan sekolah. Tentu boleh ia gunakan tangannya sendiri untuk mengambili sampah. Tapi, itu tentu tidak efisien. Ia perlu alat bantu. Alat bantu Pak Bon untuk membersihkan sekolah itu disebut dengan alat kebersihan. Jika Pak Bon ingin memperbaiki bangunan yang rusak, misalnya pintu yang keropos, ia perlu alat bantu berupa alat-alat pertukangan yang akan membantunya memudahkan memperbaiki pintu tersebut. Jika Pak Bon itu hendak menjerang air untuk minum para guru, maka ia tentu perlu alat-alat dapur.
Jadi, tampak jelas bahwa mendefinisikan sarana pendidikan sebagai segala peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar tidak sejelas mengatakannya sebagai alat peralatan yang digunakan guru untuk mempermudahnya dalam menyampaikan materi pelajaran. Mempermudah itu dalam bahasa “canggih” disebut melebihefektifkan dan melebihefisienkan. Atau, membuat lebih efektif dan efisien (berhasil mencapai tujuan dengan cara yang lebih hemat energi, biaya dan sebagainya).Apa sajakah sarana pendidikan (alat bantu pendidikan) itu? Pertama-tama harus dipahami bahwa mengenai ini harus dilihat dari fungsinya, bukan bendanya. Ambil contoh batang kayu. Batang kayu itu bisa dijadikan tempat duduk darurat, bisa juga menjadi penopang pengganjal atap rumah yang akan runtuh, bisa pula menjadi “blandar” (penyangga utama atap) rumah, bisa juga dipahat menjadi patung. Jadi, kayu yang sama bisa difungsikan berbeda.Sarana pendidikan itu berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi: (1) alat pelajaran, (2) alat peraga, dan (3) media pengajaran/pendidikan.Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam bahan pelajaran  atau alat pelaksanaan kegiatan belajar. Yang disebut dengan kegiatan “merekam” itu bisa berupa menulis, mencatat, melukis, menempel (di TK), dan sebagainya.Papan tulis, misalnya, termasuk alat pelajaran jika digunakan guru untuk menuliskan materi pelajaran. Termasuk juga kapur (untuk chalkboard) atau spidol (untuk whiteboard) dan penghapus papan tulis. Buku tulis, pinsil, pulpen atau bolpoin, dan penghapus (karet stip dan  “tipeks”), juga termasuk alat pelajaran.Alat pelajaran yang  bukan alat rekam-merekam pelajaran, melainkan alat kegiatan belajar, adalah alat-alat pelajaran olah raga (bola, lapangan, raket, dsb.), alat-alat praktikum,  alat-alat pelajaran yang digunakan di TK (gunting, kertas lipat, perekat dsb), alat-alat kesenian dalam pelajaran kesenian, alat-alat “pertukangan” (tukang pahat, tukang kayu, tukang anyam, tukang “sunggi”/tatah wayang, dsb.) dalam pelajaran kerajinan tangan.





Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan, menjadikan terlihat) objek atau  materi pelajaran (yang tidak tampak mata atau tak terindera, atau susah untuk diindera). Manusia punya raga (jasmani, fisik), karena itu manusia terlihat. Dengan kata lain, bagian raga dari makhluk manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat (bagian dalam tubuh manusia pun bisa dilihat, tentu saja jika “dibedah”). Itu intinya “meragakan,” yaitu menjadikan sesuatu yang “tak terlihat” menjadi terlihat. Dalam arti luas yang tak terindera (teraba untuk yang tunanetra).
“Tak terlihat” itu termasuk seperti dalam kasus ini: Kambing yang ada jauh di luar sekolah, tentu tak terlihat. Agar terlihat, kambing itu didekati (murid dibawa ke tempat kambing), atau didekatkan (kambing dihadirkan ke sekolah). Bunga yang ada di luar kelas pun tak terlihat murid. Agar terlihat, bunga itu dibawa ke dalam kelas. Ka’bah, menara Eiffel, Gedung Putih,  itu berada nun jauh di sana, tak terlihat murid. Agar murid tahu bentuk ka’bah, maka ka’bah itu dihadirkan sosok (raganya) ke dalam kelas (lewat tiruannya atau gambarnya).Berkaitan dengan ini harus hati-hati jangan sampai tertukar dengan metode demonstrasi (metode peragaan), yaitu guru meragakan sesuatu, misalnya guru meragakan cara rukuk dan  sujud yang benar dalam solat. Juga jangan tertukar dengan metode pemberian contoh (yang mirip dengan metode demonstrasi), misalnya guru memberi contoh menyanyikan lagu baru, guru memberi contoh cara membaca Qur’an dengan tartil, dan guru memberi contoh membaca puisi. Perhatikan ini: Guru yang meragakan cara rukuk yang benar tidak berubah fungsi menjadi alat peraga, yaitu sebagai alat yang membantu guru (digunakan guru) meragakan cara rukuk. Guru kan tidak menggunakan dirinya sendiri sebagai alat bantu dirinya. “Masa jeruk makan jeruk!”Alat peraga  suka dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) alat peraga sebenarnya, dan (2) alat peraga tiruan. Bunga dalam materi pelajaran tentang bunga dapat diragakan oleh bunga asli, bisa dengan gambar bunga. Otak manusia sangat sulit untuk diragakan oleh benda aslinya, jadi dibuat alat peraga tiruan berupa gambarnya atau “bonekanya” (torso–bahasa Belanda; arti sebenarya badan atau tubuh patung).  Murid (dan guru) tidak bisa “melihat” pulau-pulau yang terletak di Indonesia, maka lalu dibuatlah peta untuk meragakan bentuk dan letak.













0 komentar: